Posted on: 14 April 2023 Posted by: redaksi toknyong Comments: 0

Oleh Wan Eddy Wan Izaz

Pulau Bunguran adalah salah satu pulau terbesar dalam gugusan kepulauan Natuna di Laut Champa antara pulau Borneo dan semenanjung tanah Melayu. Pada awalnya kepulauan ini adalah milik Majapahit. Kemudian diwariskan kepada kerajaan Malaka. Kejatuhan Malaka oleh serangan Peringgi diteruskan kepada Kerajaan Johor.

Pemerintahan di Bunguran diduga bermula pada akhir abad ke-16, yaitu dengan naiknya Demang Megat sebagai Orang Kaya Bunguran yang pertama. Kemudian jawatan Orang Kaya ini diteruskan oleh keturunan Demang Megat. Sampailah pada masa kekuasaan Orang Kaya Muhammad bin Orang Kaya Kumbang. Orang Kaya Muhammad menjadi Orang Kaya Bunguran menggantikan ayahnya yang mati ditikam dengan beladau oleh Pak Gobang. Orang Kaya Muhammad juga dikenal sebagai Orang Kaya Penibung.

Pada masa Orang Kaya Muhammad berkuasa di Bunguran, pada masa yang sama di kerajaan Jambu Patani terjadi perang besar antara tentara Patani dan Siam. Serangan Siam demikian dahsyatnya sehingga tidak mampu ditahan oleh tentara dan rakyat Jambu Patani. Patani kalah. Ekoran kekalahan kerajaan Patani kepada Siam, maka ramailah orang Patani yang berhijrah ke negeri-negeri di selatan termasuk negeri di seberang laut. Penghijrahan orang Patani ke seberang laut sampai ke pulau Bunguran di Laut Champa.

Seperti yang direkodkan di dalam “Kisah Asal Usul Pulau Bunguran” bahwa  salah seorang kerabat kerajaan Jambu Patani yang bernama Dato’ Bendahara Wan Lingkai bersama kerabat dan pengikutnya telah berlayar dengan 7 buah penjajab menuju pulau Bunguran.

“….. Dato’ Wan Lingkai membawa anaknya dua orang laki laki Wan Gilap dan Wan Barul serta anak saudaranya dua orang Wan Rangga dan Wan Intan (laki laki) bersamanya ada 120 orang dengan tujuh buah penjajab berlayar menuju pulau Bunguran dan sampai di Tanjung Batang…..”

Orang Kaya Muhammad  telah mengetahui peri kedatangan rombongan ini dan telah pergi berjumpa Datok Bendahara Wan Lingkai Al Fathani di Tanjung Batang dan memerintahkan Dato’ Bendahara Wan Lingkai dan rombongan untuk segera meninggalkan Tanjungbatang. Tapi dijawab oleh Dato’ Bendahara bahwa mereka adalah orang yang lari dari kejaran tentara Siam akibat kekalahan Patani kepada Siam. Oleh sebab itu, mereka tidak akan pergi dari Tanjung Batang, “apa-apa tindakan Orang Kaya hendak lakukan silakan saja, namun Dato’ Bendahara dan rombongan tidak akan pergi.” Mendengar jawaban Dato’ Bendahara Wan Lingkai maka Orang Kaya Penibung pun kembali ke Sungai Penibung.

Beberapa bulan kemudian Orang Kaya Penibung kembali lagi ke Tanjung Batang menemui Dato’ Bendahara dan menyampaikan maksud untuk membawa Dato’ Bendahara berjumpa dengan Ke bawah Duli Yang Maha Mulia  Sultan Abdul Jalil Muazzam Shah. Ini karena pulau Bunguran berada dalam taklukan kerajaan Johor Riau.

Pertemuan Orang Kaya Muhammad dan Sultan Abdul Jalil terjadi di Teluk Rambunia. Dalam pertemuan itu sultan telah memeriksa Orang Kaya Bunguran dan Orang Kaya Bunguran melaporkan peri kedatangan Dato’ Wan Lingkai beserta rombongan dari negeri Jambu Patani. Kemudian Dato’ Wan Lingkai diminta menghadap sultan, maka Dato Bendahara Wan Lingkai pun menghatur sembah kepada Sultan Abdul Jalil. Dato’ Bendahara Wan Lingkai pun menceritakan dari awal hingga akhir peri pelarian mereka dari jambu Patani hingga sampai ke pulau Bunguran.


Setelah mendengar laporan Orang Kaya Bunguran juga kisah pelarian Dato Wan Lingkai. Sultan pun memberi kebenaran kepada Dato’ Bendahara Wan Lingkai dan rombongan untuk menetap dan berkampung di Tanjung Batang. Sultan juga menitahkan agar Orang Kaya Bunguran dan Dato’ Wan Lingkai agar hidup dalam kedamaian. Sultan juga menitahkan kepada Orang Kaya Muhammad untuk bergiliran memerintah atau memegang jawatan Datuk Kaya atau Orang Kaya Bunguran. Sebagai mana dituliskan didalam asal usul pulau Bunguran.

“…. Sultan pun lalu bertitah kepada Datuk Kaya Penibung katanya: Orang Kaya bergilir sekali seorang memerintah Bunguran. Jangan akhirnya berkelahi…”

Setelah semua urusan dengan Sultan selesai maka bermohonlah Orang Kaya serta Dato’ Bendahara untuk pulang ke Bunguran. Setelah sampai di Bunguran, tak berapa lama maka wafatlah Orang Kaya Muhammad atau Orang Kaya Penibung ini. Kemudian Jawatan Orang Kaya digilir kepada Wan Gilap bin Dato’ Bendahara Wan Lingkai.

Wan Gilap bergelar Dato’ Kaya Wan Gilap dan menjadi orang Patani pertama yang menjadi Dato’ Kaya Bunguran. Dato’ Bendahara Wan Lingkai kemudian menikah dengan saudara Orang Kaya Penibung yang bernama Putri Seri Bulan binti Orang Kaya Kumbang.

Demikianlah nukilah kisah penggiliran jawatan Orang Kaya Bunguran, semoga mencerahkan. Sekiranya ada yg salah mohon diperbetulkan.


Sumber:
1. Kisah Asal Usul Pulau Bunguran,

2. Silsilah Keturunan Wan pulau Bunguran oleh Wan Izaz WMS.

3. Tukong Pulau Tujuh oleh H Wan Tarhusin.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.