Posted on: 6 March 2023 Posted by: redaksi toknyong Comments: 0

oleh Ishak

Pulau Kerdau merupakan sebuah desa yang berada disebelah selatan perairan Kabupaten Natuna, masuk dalam administrasi Kecamatan Pulau Panjang, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini hanya memiliki jalan keliling sejauh ± 3 km. Berpenduduk tidak sampai 100 kepala keluarga, mata pencarian masyarakatnyamayoritas nelayan, hasil daratan hanya kelapa, tidak ada selain itu mengingat minimnya potensi pertanian akibat struktur tanah yang berpasir kering.

Seperti biasanya jika saya bertemu dengan orang baru atau lingkungan baru di luar Pulau Kerdau dan saya memperkenalkan diri, lantas beralih ke penjelasan yang sangat lantang bahwa saya berasal dari Pulau Kerdau. Maka bisa dipastikan suasana saat itu akan dengan tiba-tibanya hening (sejenak alam memberi kebebasan untuk berpikir) lantas setelah itu pertanyaan yang akan disuguhkan lawan bicara kepada saya cenderung selalu sama, Pulau Kerdau itu di mana? kenapa diberi nama Pulau Kerdau? Bagaimana jejak peradaban terdahulu di pulau itu? Ada jejak sejarah apa saja yang menarik di sana?

Semua pertanyaan di atas hampir tidak bisa saya jawab, hanya ada satu pertanyaan yang bisa saya jawab, Pulau Kerdau banyak ikan segar ya? Lagi-lagi perihal laut saja yang dapat saya ceritakan dengan bangga tentang Pulau Kerdau (walaupun ada cerita terkait laut Pulau Kerdau yang tidak mungkin saya sampaikan saat ini ke telinga publik).

Kembali lagi kepada pembahasan, bagi saya seorang pemuda yang lahir di Pulau Kerdau dan baru menginjak usia seperempat abad pertanyaan yang mengarah akan ketidaktahuan dunia luar terhadap Pulau Kerdau tanah kelahiran saya itu adalah hal yang wajar-wajar saja bisa terjadi. Tetapi yang membuat saya yakin akan benar-benar tenggelamnya nama Pulau Kerdau itu ketika saya tersadarkan bahwa masih banyak orang seputar wilayah Natuna sekalipun masih tidak tahu tentang Pulau Kerdau yang sejatinya juga dari dulu sampai sekarang masih ada kehidupan di dalamnya.

Bukan salah mereka yang tidak tahu, tetapi mungkin saja ada yang salah terhadap pulau ini sendiri. Selama ini nama dan peradaban di dalamnya terlalu menepi dan tidak dipedulikan sedikitpun oleh manusia-manusia yang secara tidak langsung telah menumpang hidup di dalamnya. Semenjak itulah bertambah rasa penasaran serta tertantang untuk mengenalkan nama Pulau Kerdau kepada khalayak ramai sebagai wujud balas budi selama seperempat abad raga ini berhutang kehidupan darinya. Semoga tulisan ini bisa menjadi jejak yang membawa Pulau Kerdau selangkah lebih bisa dikenal, syukur-syukur yang membaca tulisan ini tertarik untuk berkunjung secara langsung ke Pulau Kerdau

Asal Nama Pulau Kerdau

Sedih kembali merundung, ternyata tidak satupun ditemui literatur sejarah yang memuat hal ikhwal penama Pulau Kerdau bahkan menanyakan pertanyaan terkait asal nama Pulau Kerdau kepada orang-orang tua sesepuh di Pulau Kerdau sekalipun tidak kunjung mendapatkan jawaban, Ahmad Gabuk bin Genting (73 tahun) mengungkapkan ia sering ditanyai pertanyaan yang serupa, yaitu bagaimana asal penamaan Pulau Kerdau. Lantas karena tidak mau berbohong atau mengarang cerita, beliau hanya bisa menjawab tidak tahu dan tidak pernah sama sekali mendengar cerita dari masa kecilnya sampai sekarang terkait hal itu.

Bak dihadapkan oleh jalan buntu yang bertembok kokoh, jangankan ada literatur yang mengungkapkan asal penamaan Pulau Kerdau, sekelas cerita turun temurun pun tidak juga didapati. Tetapi lanjut penuturan Ahmad Gabuk, hanya ada satu yang bisa beliau diceritakan, sebelum melanjutkan ceritanya dengan panjang lebar beliau menegaskan jika cerita ini belum tentu jelas kebenarannya. Sebagai orang yang tergolong tua di Pulau Kerdau kala itu beliau selalu dihantui oleh pertanyaan terkait penamaan Pulau Kerdau, karena sering dihadapkan oleh pertanyaan-pertanyaan itu pikiran beliau sendiri pun ikut menjadi penasaran untuk mempertanyakannya juga.

Ceritanya bermulai dari sini, saat itu beliau termenung sambil menanyakan pertanyaan itu kepada dirinya sendiri. Kenapa beliau sendiri tidak pernah mencari tahu asal penamaan Pulau Kerdau kepada orang-orang tua saat beliau masih muda dulu. Lanjutnya, tanpa disengajai beliau tiba-tiba matanya tedan pejam lelap dan dengan seketika saat itu datanglahseseorang yang berbadan besar serta gagah menghampiri beliau sambil berkata “Jika ingin tahu kenapa pulau ini diberi nama Pulau Kerdau, ikuti aku ke Tanjung Butun” beliau pun mengikuti perintah orang itu karena sangat penasaran akan jawaban yang memang sedang dicari.

Sesampainya di Tanjung Butun (nama lokasi yang berada di belakang Pulau Kerdau) orang yang berbadan tegap tadi berkata lagi “liatlah niok kerit doun tok, tok lah asal nome Kerdou” (Lihatlah Kelapa kerit doun itu, itulah asal muasal penamaan Kerdou). Jelasnya Kerdou itu diambil dari kata Kerit Doun. Seketika mata beliau terbuka lebar dan tidak sedikitpun merasakan kejadian tadi itu seperti mimpi dalam tidur, “bisa saja ini halusinasi saya, tetapi rasa keyakinan dalam hati saya sampai saat ini sangatlah kuat akan kebenarannya” tutupnya.

Kerdou penyebutan masyarakat setempat untuk kata Kerdau, setelah mendengar cerita dari beliau tadi dan hanya itu lah satu-satunya rujukan yang bisa saya pegang walaupun pada akhirnya terkait kebenarannya masih belum begitu tegas. Mau apalagi selain hanya mengolah cerita yang didapatkan itu lantas saya kembali dibawa untuk berpikir serta menghubungkan realita yang terjadi di Pulau Kerdau.

Seperti apa yang dipaparkan awal pembahasan di atas, selain hasil laut tidak ada lagi yang bisa menjanjikan keberlangsungan hidup masyarakat kecuali hanya kelapa yang bisa memberi kehidupan dari hasil dataran tanah Pulau Kerdau, tanahnya hanya ditumbuhi sekitar 70% kelapa sisanya pohon hutan yang sampai sekarang belum memberi nilai ekonomi signifikan bagi masyarakat. Jika dipikirkan lebih matang maka Kerit Doun (Kerdou) adalah cerita asal penamaan yang mempunyai kecocokan terhadap realita yang ada pada Pulau Kerdau yang dominan hanya ditumbuhi kelapa.

Kerit Doun adalah keadaan kelapa yang memiliki daun tidak seperti biasanya, pelepah daunnya condong memiliki lengkungan bervariasi tidak lurus seperti daun kelapa pada umumnya. Kurang lebih seperti daun bonsai kelapa bedanya batang pohon kelapa Kerit Doun ini tetap tumbuh menjulang tinggi.


Suku Asli Pulau Kerdau

Natuna adalah daerah yang mayoritas bersuku Melayu, jika kita menjelajahi seluk beluk tanah Natuna tidak jarang akan kita temui dengan jelas terpampang rumah-rumah lama berkonsep Melayu, budaya dan kebiasaan orang Melayu masih diterapkan langsung dalam kehidupan masyarakat sehari-harinya, seperti bahasa yang digunakan masyarakat sudah bisa kita kenali tutur kata kemelayuannya. Lantas bagaimana Pulau Kerdau apakah juga Melayu, yang terlihat secara kasat mata tidak terlalu nampak jelas akan kemelayu-melayuannya selain hanya bahasa yang digunakan masyarakat setempat.

Pulau Kerdau suku aslinya adalah Suku Laut, terbukti dengan adanya cerita yang beredar jelas dari generasi ke generasi dan diperkuat dengan bukti pemakaman suku laut yang ada di Pulau Kerdau, hanya saja sudah tidak terawat lagi karena tertutup oleh bangunan sekolah lama dan jalan, kemudian silsilah keturuan orang Suku Laut secara garis besar masih ada dan tidak jauh dari masa kejayaannya dulu. Hanya saja kejayaan dan praktek kebiasaan Suku Laut sudah tidak terterapkan lagi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Pulau Kerdau.

Berdasarkan hasil penelusuran penulis memang sulit ditemukan literatur yang berfokus pada pembahasan mendalam tentang Suku Laut di Kepulauan Riau, hanya saja ada satu buku dengan judul “Dari Melayu Untuk Indonesia” didalam buku itu juga mengatakan hal yang sama terkait susahnya mencari literatur tentang penelitian secara mendalam terkait Suku Laut di Kepulauan Riau.

Buku berjudul Dari Melayu Menjadi Indonesia yang di tulis oleh Afthonul Afif, dkk (2018) memaparkan jika Suku Laut juga termasuk dalam bagian Melayu, hanya saja kehidupan suku ini jauh lebih terasing dan lambat untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Oleh karena itu jika kita fokus kembali pada pembahasan maka wajar-wajar saja Pulau Kerdau tidak banyak dikenal bahkan sejarahnya tenggelam dalam ketidakpedulian masyarakat mengingat latar belakang nenek moyang asli Pulau Kerdau memang sudah terbiasa menutup diri dari dunia luar.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.