Posted on: 13 October 2022 Posted by: Comments: 0

Gunung Pengayuh

Nama lain dari Gunung Pengayuh adalah Gunung Mayuh. Pengayuh diambil dari sebuah kejadian nyata salah satu pendatang di Serantas yang saat itu pergi ke gunung. Orang tersebut berasal dari Tarempa. Ia menemukan pengayuh emas di sebuah batang kayu. Pengayuh emas tersebut dibawa pulang. Namun anehnya semakin mendekati pemukiman, barang tersebut semakin berat. Sehingga ia tidak sanggup lagi memikulnya. Barang tersebut ia tinggal di para-para, lalu ia memanggil orang-orang untuk meminta bantuan memikul pengayuh emas itu. Sesampainya di para-para barang itu sudah tidak ada lagi. Ternyata setelah disusuri, pengayuh emas itu berada di batang tempat semula barang itu ditemukan.

Sungai Setebok

Lokasi sungai ini tidak jauh dari Pantai Setebok dan Teluk Vietnam, tempat penenggelaman kapal ikan asing Thailand dan Vietnam. Sebelum bermukim di Serantas seperti sekarang, masyarakat dulunya kebanyakan tinggal di Setebok. Setebok merupakan sungai tempat orang-orang mencari ikan. Tebok diambil dari kegiatan masyarakat saat mencari ikan dengan cara tebok atau pecut.

Tanjung Pak Tinggol
Penamaan ini kurang lebih sama dengan Teluk La Ibu. Sebuah Tanjung di Serantas hanya ditinggali oleh satu-satunya warga asli Serantas. Ia memiliki kebun di sana. Dapat diperkirakan ia berprofesi sebagai petani. Pak Tinggol bukanlah nama asli dari warga yang tinggal di tanjung tersebut. Hanya saja nama ini lebih mudah disebutkan untuk menunjukkan tanjung tersebut, di mana ‘Pak’ merujuk pada seorang lelaki dewasa, dan ‘tinggol’ adalah bahasa setempat yang berarti tinggal. Jika disimpulkan berarti tanjung yang didiami oleh seorang laki-laki.

Teluk La Ode Ibu
Dahulu pulau Serantas pernah didiami pendatang dari Buton, Sulawesi. Salah satunya adalah La Ode Ibu. Ia menetap di Serantas antara tahun 1960-70an. Ia tinggal di sebuah teluk dan tanah-tanah yang ada di teluk tersebut milik La Ode Ibu, masyarakat lain hanya memiliki sebagian kecil tanah di teluk itu. Hanya La Ode Ibu satu-satunya yang tinggal di teluk tersebut. Teluk itu dulunya pernah dibuat limbung menggunakan batu tembok atau batu hitam untuk menyandarkan jongkong (sampan) miliknya. Sesiapa pun warga boleh menumpang sandar jongkongnya di situ. Limbung itu juga dibuat guna menahan gelombang air laut.  Setelah ia meninggal di tahun 2000-an, teluk itu dinamakan Teluk La Ode Ibu, atau oleh masyarakat lebih akrab dengan nama Teluk La Ibu.

Teluk Nipah
Nama Teluk Nipah diambil karena daerah tersebut berbentuk teluk dan terdapat banyak sekali batang nipah. Nipah merupakan tumbuhan berjenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut di dekat tepi laut. Namun, sayangnya teluk itu sudah tertimbun pembangunan jalan dan nipahnya sudah tidak dapat ditemui lagi. letaknya berada setelah kantor Desa Serantas dan sebelum Pasir Timah.

Teluk Vietnam

Teluk Vietnam diambil berdasarkan peristiwa penenggelaman kapal-kapal ikan asing milik Vietnam. Lokasi tersebut berbentuk teluk. Walaupun ada kapal-kapal ikan asing berbendera lain seperti Thailand yang ikut ditenggelamkan, Vietnam nyatanya menjadi dominan di antara yang lain dan lebih dikenang. Nama ini juga sebagai pengingat bahwa lokasi tersebut pernah dijadikan lokasi penenggelaman kapal-kapal ikan asing pada masa Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Uncategorized

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.