Posted on: 29 July 2022 Posted by: redaksi toknyong Comments: 0

oleh Kamaruddin

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membentuk generasi penerus yang memiliki pengetahuan serta keterampilan dalam membangun negeri ini. Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri seyogyanya masih jauh dari kata maju. Selain pendidikan yang bersifat umum, pendidikan agama juga sangat penting diberikan karena mampu membentuk karakter anak menjadi pribadi yang religius. Minimnya Pendidikan agama di sekolah dasar menjadi salah satu penyebab generasi muda terjerat ke dalam kasus-kasus yang tidak diinginkan, jika mereka diajarkan tentang agama sejak dini maka pada saat sekolah dasar mereka akan paham tentang pendidikan agama yang kuat sejak dini. Anak-anak adalah masa golden age yang berarti pada masa ini merupakan era keemasan dalam proses perkembangan anak.

Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan Al-Qur’an dan sunah. Dalam pelaksanaannya sekolah yang menerapkan SIT, yaitu mengintegrasikan pendidikan umum dengan pendidikan agama dalam satu wadah kurikulum. Melalui sistem ini semua mata pelajaran dan semua aktivitas yang berada di dalamnya tidak boleh lepas dari ranah nilai nilai Islam. Konsep pendidikan Islam model terpadu sebenarnya tidak membawa konsep baru, sebab konsep sekolah-sekolah Islam terpadu pada dasarnya sudah digagas jauh-jauh hari oleh para pemikir Islam, di mana konsep yang ditawarkan sesungguhnya bagaimana mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki manusia secara utuh, tanpa terbelah seperti halnya dalam konsep sekuler, di mana ada pemisahan antara kebutuhan akal, jiwa, qolbu dan jasad. Ramayulis menulis dengan komperhensif tentang sejarah pendidikan Islam di Indonesia, dalam bukunya “Sejarah Pendidikan Islam” ia membagi pase perkembangan pendidikan Islam di Indonesia pada tiga periodeisasi, yaitu: a. periode awal masuknya Islam ke Indonesia, b. periode masa kolonial (penjajahan Belanda dan Jepang), c. periode pembaharuan pendidikan Islam (Ramayulis, 2012: 211-425).

Ada tiga kategori model pendidikan, yaitu: pesantren, sekolah dan madrasah, dengan ciri masing masing yang bercorak dikotomik, bukan terpadu, terutama model sekolah dan pesantren. Sekolah Islam dengan embel-embel terpadu merupakan pendatang baru dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Meskipun tergolong baru, sekolah Islam dengan slogan terpadu ini menunjukkan eksistensi yang baik, dan saat ini menjadi trend bagi sebagian masyarakat muslim, khususnya di perkotaan, meskipun dengan biaya yang cukup mahal. Menurut Suyatno, dalam waktu yang relatif singkat, jumlah sekolah Islam terpadu telah mencapai ±10.000 sekolah di seluruh wilayah Indonesia.

Adanya fakta dikotomi antara ilmu agama Islam dan ilmu umum di dalam sistem pendidikan sekolah di Indonesia, diyakini bukan satu-satunya alasan lahirnya ide atau gagasan mendirikan sekolah Islam terpadu, tetapi juga didasarkan pada faktor-faktor lainnya, seperti faktor ideologi atau pemikiran bahwa ajaran Islam itu bersifat syumuliyah (universal) dan mutakamiliyah (komprehensif). Artinya ada semangat yang mendorong untuk merealisasikan bahwa sekolah sebagai bentuk miniatur dari kehidupan masyarakat muslim. Para lulusan lembaga pendidikan Islam terpadu dapat dan mampu menciptakan dan mewujudkan lulusan pendidikan yang berkepribadian, bertaqwa dan berakhlak mulia, pribadi-pribadi yang syamil (utuh) secara akidah, pikiran dan kamil (sempurna) pada tindakan dengan bentuk akhlak dan pengamalan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam secara menyeluruh (kaffah) dalam kehidupannya, sehingga mereka diharapkan menjadi model dan contoh bagi lulusan pendidikan sekolah yang mampu menjalankan nilai-nilai Islam layaknya lulusan pesantren.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.