Posted on: 24 March 2022 Posted by: redaksi toknyong Comments: 0

Batu Aek Pasang Surut

Batu ini digunakan oleh penduduk biasanya untuk beristirahat. Ukuran batunya tidak seberapa besar, pada satu bagian terdapat batu yang bentuknya seperti tangga. Batu ini berada di dekat sungai. Nama lain dari batu ini adalah Batu Puteh, karena warna batu ini menyerupai warna putih. Tapi jarang orang menyebutnya sebagai Batu Puteh. Sungai yang berada di dekat batu ini disebut memiliki keanehannya. Jika air laut surut, maka air yang berada di sungai ini pun surut. Begitu sebaliknya, jika air laut pasang, maka air yang beada di sungai ini pun pasang. Padahal jarak sungai dan tepi laut jauh letaknya. Ikan yang ada di dalam sungai itu bukanlah ikan darat, melainkan ikan laut seperti ketambak. Namun, ikan-ikan tidak seperti ikan biasa, karena tidak selalu tampak di sungai itu. Kalau ikan-ikan tersebut mau menunjukkan dirinya, maka terlihatlah ia. Begitu pun sebaliknya. Orang tua-orang tua dulu menganggap batu itu berhantu atau angker, sehingga melarang anak-anaknya untuk tidak main batu tersebut, baik main di tengah hari maupun petang hari. sekarang sungai ini seperti sungai pada umumnya dan ikan-ikannya tidak lagi seperti yang diceritakan.

Aek Mirah

Air yang ada di sungai Aek Mirah, sesuai namanya berwarna merah, tetapi ikan-ikan yang ada seperti biasa tanpa ada perubahan warna. Pasirnya berwarna hitam lumpur. Walaupun dalam cuaca panas atau hujan airnya tetap berwarna merah. Aek Mirah dapat ditemukan di jalan menuju Gunung Bedung. Saat ini masih dapat ditemui. Hulu dari sungai ini berakhir di rawa, itu yang menyebabkan air berwarna merah.

Aek puteh

Aek Putih adalah sebuah muara atau sungai yang berada di dekat Aek Merah. Air yang di dalamnya itu berwarna putih jernih. Uniknya lele yang ada di sungai tersebut itu berwarna putih, juga pasir berwarna putih. Airnya berasal dari Gunung Bedung.

Batu Empat Puluh

Batu ini terletak di dekat gunung Selemam. Di sekitar batu ini, tidak ada yang menyamai ukuran besarnya. Karena penasaran, orang-orang sempat mengukur berada ukuran batu tersebut, karena dulu tidak ada alat ukur seperti meteran sekarang ini, mereka menggunakan ukuran depa. Setelah dikelilingi batu tersebut, sepanjang empat puluh depa untuk sampai pada titik awal. Sehingga masyarakat mengenal batu itu dengan Batu Empat Puluh.

Batu Mas

Batu yang terletak di daerah Selemam ini diambil dari fungsi batu tersebut. Terdapat lekung atau cekungan di batu tersebut yang dahulu oleh orang tua-orang tua digunakan untuk menyimpan emas. Sebab, seringkali lanun datang ke pulau itu bertujuan untuk merampas harta benda milik penduduk.  Lanun akan mengambil apa saja yang bisa diambil di dalam rumah. Kalau pemilik rumah menolak atau melawan maka akan dibunuh. Kisah lanun ini banyak ditemukan dalam cerita rakyat Natuna.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.