Posted on: 6 December 2021 Posted by: redaksi toknyong Comments: 0

Sabtu malam, 4 Desember 2021 di Aula Syamsul Hilal, Natunasastra dan Kompasbenua kembali melaksanakan rangkaian Panggung Budaya Bahagian 3 “Riuh Rendah Penutup Tahun” yang sudah dibuka pada Jumat malam, 3 Desember 2021 di tempat yang sama. Pembuka acara menampilkan alu selesung, bedah buku, dan bercerita. Kegiatan ini merupakan kerjasama Dinas Pariwisata, Natunasastra dan Kompasbenua dengan dukungan Badan Pengelola Geopark Natuna.

Penonton sudah menunggu di luar. Sementara pintu akan dibuka beberapa menit sebelum acara dimulai. Di sebalik pintu, meja sebelah kanan, sudah tersedia kopi dan teh yang dapat dinikmati penonton, tentunya masing-masing diberikan satu kotak kue. Sedangkan di sebelah kiri, dipajang buku Salju di Pondok Pengadah karya Ellyzan Katan dan beberapa buku yang dapat dibawa pulang secara gratis.

Suasana aula Syamsul Hilal hanya diterangi kerlap-kerlip lampu warna-warni yang menyoroti latar kain hitam di panggung. Setelah penonton berada di kursi, lampu sorot warna senja dinyalakan. Ketika itu Aisyah Putri Salsabila (SD N 009 Mekar Jaya) dan Deni Mifta Candra Nugraha (SD N 004 Cemaga Selatan) yang sudah berada di atas panggung sejak pintu dibuka mulai menampilkan pembacaan puisi. Salsabila mendapat juara 2 dalam perlombaan baca puisi tingkat SD yang diadakan oleh Diskominfo Natuna, sedangkan Nugraha mendapat juara 3 dalam perlombaan yang sama. Penampilan pembacaan puisi bersambung ke Habib Baihaqqy yang mensyairkan gurindam yang dikarangnya sendiri. Suaranya yang merdu dan mendayu membuat penonton menikmati penampilannya. Selanjutnya penampilan gendang panjang oleh kelompok Limau Manis. Pemain musik naik ke atas panggung menempati posisinya masing-masing. Paduan gong, talimpong, dan gendang panjang meriuhrendahkan panggung budaya malam itu.

Acara selanjutnya adalah penampilan puisi oleh Ostivia Widiyanti yang berasal dari MAN 1 Natuna dan anggota Natunasastra. Ia membawakan puisinya yang berjudul Orang-orang Serantas yang membawanya memenangi lomba baca puisi tingkat SMA yang diadakan Diskominfo Natuna. Penampilannya dapat membuat penonton merasakan bagaimana kesedihan orang-orang Serantas pada masa penjajahan Jepang.

Panggung budaya malam itu juga menampilkan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh SMP N 1 Bunguran Timur dengan judul Perjuangan Generasi Tangguh dan Semangat Belajar karya Annisa Nur Nasywa dan SMP N 2 Bunguran Timur dengan judul Tanah Tumpah Darahku karya NN dan Kertas Bekas karya Asty Kusumadewi yang diwakili oleh Mutiara Ratu Az-Zahra, Habib Baihaqqy,  dan Riko Saputra. Penampilan berikutnya disambut oleh Ratika dan Shella yang membawakan berbalas pantun.

Panggung Budaya kali ini semakin riuh dengan kehadiran Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, yang memberikan sekapur sirihnya, “Mohon maaf kalau kami tak becus memimpin kalian untuk mencapai masa depan karena kami tak bisa menyiapkan masa depan untuk kalian, tapi insyaallah kami akan menyiapkan kalian untuk menghadapi masa depan,” sekaligus memberikan semangat kepada generasi muda, “Sekali lagi terima kasih, semangat, semangat, dan semangat.”

Sebelumnya, Kepala Bidang Kebudayaan, Hadisun, menyampaikan dalam kesempatan sekapur sirihnya, “Pada prinsipnya, bahwa acara ini merupakan salah satu dari empat upaya pelestarian kebudayaan, yakni perlindungan. Bentuknya adalah dengan kita membangkitkan dan menjaga kembali apa yang ada di tengah masyarakat kita,” ungkapnya. Malam itu juga dihadiri oleh ketua KNPI Natuna, Haryadi.

Sampai pada penutup acara, penonton langsung merapat ke depan panggung sesaat tari topeng memasuki panggung. Seperti namanya, para penari dan tokoh-tokoh pendukung lainnya mengenakan topeng, salah satunya adalah topeng kekah. Seperti pada kehidupannya nyatanya, tokoh kekah akan mengitari panggung, mendekat ke arah penonton. Sementara dua pemain tetap memainkan tari piring dan tari kain. Di atas panggung, pemain musik bersemangat menabuh gong, memukul talimpong, dan menepuk gendang. Penampilan mereka berhasil meriuhrendakan penutup Panggung Budaya, terlihat dari antusias penonton yang tak lepas pandangannya sampai penampilan mereka selesai. Tari topeng merupakan kesenian yang berasal dari Kelanga.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.