
Oleh Redaksi toknyong
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia melalui penggiat budaya dan daya desa menyelenggarakan kegiatan festival budaya desa sesuai daerah yang ditunjuk. Kegiatan ini berlangsung di seluruh Indonesia, termasuk Natuna.
Tiga Desa di Kabupaten Natuna yang terpilih sebagai desa budaya adalah Desa Sepempang, Desa Limau Manis, dan Desa Serantas. Setiap desa akan dipilih satu orang yang menjadi daya desa yang nanti akan bertugas mengkoordinasi daya warga menyelenggarakan kegiatan festival kebudayaan di desa masing-masing.
Kemeriahan festival kebudayaan menjelang akhir tahun di Natuna dibuka oleh Desa Sepempang yang bertajuk “Nong Budaya Itow” dari tanggal 13 sampai dengan 15 November 2021. Acara dibuka oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi, S.Sos. di Pantai Air Danau Desa Sepempang. Menjelang siang, kegiatan pertama dimulai, yaitu ngejik. Ngejik adalah cara nelayan atau masyarakat setempat memancing gurita. Peserta ditetapkan sebagai juara dihitung dari berat gurita yang didapat. Tidak berhenti sampai di situ, malam harinya cabang lomba gendang panjang dilaksanakan di Natuna Dive Resort. Penonton, baik dari masyarakat Sepempang maupun dari luar, memenuhi halaman Natuna Dive Resort. Lomba ini diperuntukkan kelompok musik gendang panjang yang ada di Desa Sepempang. Setiap kelompok memberikan penampilan terbaik untuk dapat meraih juara satu.
Keesokan harinya, kegiatan berlanjut ke lomba bercerita yang diperuntukkan pelajar SD dan SMP se-Desa Sepempang. Peserta yang kurang lebih berjumlah 20 peserta itu terlihat antusias mengikuti rangkaian lomba. Peserta membawakan satu dari tiga cerita yang sudah disiapkan oleh panitia, yaitu Asal-usul Sepempang, Legenda Pulau Senua, dan Batu Rusia. Ketiga cerita ini ditentukan sebagai pilihan karena lokasinya berada di Desa Sepempang. Secara bersamaan di lokasi rumah gasing, orang-orang dewasa berlomba tendin gasing, atau menguji ketahanan pusingan gasing.
Pada malam harinya, sebelum masuk ke acara penutupan, lomba kuliner dimulai. Kali ini yang menjadi peserta adalah ibu-ibu Desa Sepempang. Setiap kelompok berjumlah tiga orang dengan pakaian seperti orang-orang tua zaman dulu. Bahan utama lomba ini adalah gurita yang didapat oleh peserta saat lomba ngejik. Peserta hanya boleh masak menggunakan kayu bakar dan pelita sebagai penerangan. Berbagai macam olahan dari gurita berhasil dimasak oleh setiap kelompok, seperti silong, pais kitak (gurita), kericak. Selain itu ada juga menu lain seperti kuah tiga, yaitu masakan tradisional masyarakat Natuna yang menggabungkan nasi, parutan kelapa, sagu butir, ikan tongkol, dalam satu piring. Yang menarik juga ada nasi rendeu, yaitu nasi yang bercampur dengan potongan-potongan kecil ubi jalar. Acara malam itu juga dilengkapi dengan bazaar dan pameran seni.